Monday, March 03, 2008

SETITIS TANGISAN DARAH

Mentari melabuh sepi,

keluh kesahmu merangkak terang,

tika itu dirimu meracu ketakutan

yang bisa mencekik wanitamu,

Waktu merah mengalir deras

bersama-sama kolek bersuara derita,

yang menjadi tinta tinggalan teruna durjana,

yang berotak manusia berakal binatang,

yang menyiat keibuanmu tanpa sebarang noktah,

Namun apabila hati dirodok bengis,

terapung kau antara derita bersama bahagia

terapung kau antara mimpi dengan nyata,

lalu kau tambatkan airmata luka dara sesepi kelapa muda,

tetapi dirimu tidak gusar taufan bencana duniawi

menjadi mudtadi mengejar bahagia.

No comments: