SETITIS TANGISAN DARAH
Mentari melabuh sepi,
keluh kesahmu merangkak terang,
tika itu dirimu meracu ketakutan
yang bisa mencekik wanitamu,
Waktu merah mengalir deras
bersama-sama kolek bersuara derita,
yang menjadi tinta tinggalan teruna durjana,
yang berotak manusia berakal binatang,
yang menyiat keibuanmu tanpa sebarang noktah,
Namun apabila hati dirodok bengis,
terapung kau antara derita bersama bahagia
terapung kau antara mimpi dengan nyata,
lalu kau tambatkan airmata luka dara sesepi kelapa muda,
tetapi dirimu tidak gusar taufan bencana duniawi
menjadi mudtadi mengejar bahagia.
No comments:
Post a Comment