PEGAWAI SAWAH
Waktu benih mengapai salam
perca kain jadi pakaianmu
sesekali bayu membisik cuping telinga
sesekali langit hitam mencurah air di ujana rezekimu bak tsunami menimpa
namun dirimu mengail perasaan kecewa di lubuk hati
Ketika lintah pacat menjadi teman setia
bersama topi berlubang seribu
kau membanting keringat menjalar rezeki Maha Pencipta
yang tidak gusar selut menelan kaki
yang tidak gusar selut mencengkam tangan
namun kau teruskan jua demi fitrahmu yang azali
Apabila hujan peluh menitis kebumi
kau masih leka menyemai benih rezeki
ketika pancaindera mendengar nyanyian unggas
ketawa riang bersama panas mentari membakar lantai tanah
lalu telerai rantai kepenatan di sebujur wajahmu
yang diikat risau bencana alam
pegawai sawah
kudratmu kau tuang bagai air terjun mengalir deras
kau diamkan diri bagai umang-umang di pantai
lalu hasilmu kau ceriakan insan ciptaan-Nya tanpa setinggi ucapan.
No comments:
Post a Comment